Melihat arsitektur bangunan Stasiun Bogor, tentu Anda sudah bisa menebak kalau bangunan ini adalah salah satu peninggalan Belanda. Dulu, bangunan ini memang sengaja dibuat oleh perusahaan kereta apiNederlands-Indische Spoorweg Maatschappij (NIS) sebagai terminal pemberhentian terakhir dari jalur KA rute Batavia–Buitenzorg (kini Bogor). Itu berarti, stasiun ini sudah dioperasikan sejak 1872.

Setahun kemudian, stasiun ini baru dibuka untuk umum pertama kalinya, tepatnya pada tanggal 31 Januari 1873. Pada tahun 1881, Staatspoorwegen (SS) yang merupakan perusahaan KA milik Pemerintah Belanda, membangun Stasiun Buitenzorg untuk membuka jalur KA Bogor-Bandung-Banjar-Kutuarjo-Yogyakarta. Kemudian pada 1913, jalur kereta Batavia-Buitenzorg milik NIS dibeli oleh SS.

Stasiun Bogor kini masih beroperasi dengan delapan jalur kereta dan jalur 3 sebagai sepur lurus arah Depok – Jakarta, sekaligus sepur raya jalur tunggal Cianjur-Padalarang. Sedangkan, jalur 5 sebagai sepur lurus jalur ganda arah hilir dari Depok – Jakarta. Bangunan ala Indische Empire yang menjadi ciri khasnya masih terlihat megah dan terawat hingga kini.

Bagian-bagian detilnya juga begitu diperhatikan seiring renovasinya dari tahun ke tahun. Seperti pada bagian atas pintu yang berbentuk lengkung, serta ventilasi dengan teralis berornamen klasik. Selain itu, stasiun ini juga mementingkan kenyamanan, seperti terdapat bukaan pada puncak atap yang berfungsi untuk mengalirkan udara, sehingga ruangan stasiun tidak terasa panas.