Ketika terjadi huru hara saat massa melakukan demonstrasi yang tidak berjalan seperti seharusnya, tidak jarang aparat kepolisian menggunakan senjata pelontar gas air mata untuk membubarkan kerusuhan yang terjadi. Meski sudah sering dibawa ketika terjadi demo, namun banyak yang belum mengetahui fakta seputar jenis senjata gas air mata ini. Yuk simak pada ulasan berikut.

Fakta Senjata Gas Air Mata

  1. Sejarah Penemuan

Penemuan gas air mata sebenarnya sudah terjadi cukup lama. Dimulai dari tentara militer Perancis yang menembakkan granat berisi gas pada prajurit Jerman, sekitar tahun 1914 di kawasan perbatasan. Perang yang dikenal dengan nama Battle of The Frontiers inilah yang menjadi momen perdana penggunaan gas air mata sebagai senjata.

Tujuan dari penciptaan gas air mata tersebut dari pihak Perancis adalah untuk mengendalikan huru hara yang terjadi, dan memukul mundur barikade. Setelah Perang Dunia I berakhir, lachrymator atau gas air mata banyak digunakan oleh pihak berwenang untuk mengendalikan kericuhan yang terjadi saat demonstrasi.

  1. Kandungan dari Gas Air Mata

Meski namanya gas air mata, namun secara teknis senjata tersebut bukan benar benar berupa gas. Bentuknya adalah bubuk yang mengembang ke udara sebagai kabut halus, dengan beberapa kandungan bahan kimia seperti magnesium karbonat, potasium nitrat, sukrosa, potasium klorat, arang, silikon, dan O-Chlorobenzalmalononitrile.

Dengan berbagai kandungan yang dimiliki, gas air mata mampu memicu peradangan pada hidung, mulut, selaput lendir mata, hingga paru paru. Gejala yang akan terjadi antara lain seperti penglihatan menjadi kabur, kesulitan bernapas, nyeri dada, hingga sensasi terbakar di mata. Dimana efek ini akan timbul kurang lebih 30 detik setelah seseorang terkena gas.

  1. Solusi Jika Terkena Gas Air Mata

Banyak orang yang mengoleskan pasta gigi di bawah mata saat melakukan demonstrasi. Usut punya usut, para demonstran ternyata melakukan hal ini untuk mencegah serta mengurangi rasa perih dari gas air mata. Nyatanya hal tersebut sebenarnya tidak banyak membantu, karena pasta gigi hanya mampu mendinginkan kelopak mata saja.

Alih alih menggunakan pasta gigi, sebaiknya para demonstran menggunakan kacamata pelindung untuk melindungi area mata dari efek gas air mata. Apabila tembakan ternyata sudah terlanjur mengenai mata, maka segera bersihkan menggunakan air bersih. Oleh karena itu, daripada membawa pasta gigi, sebaiknya para demonstran membawa air mineral dan kacamata.

  1. Jenis Amunisi

Jenis senjata gas air mata memiliki beberapa macam amunisi dengan warna selongsong yang berbeda antara satu sama lain. Dalam hal ini, setidaknya terdapat 6 jenis dengan warna tabung biru (DH001-6), hijau (DH001-1DS), ungu (DH-001-5DS), kuning (DH001-4), merah (DH001-2DS), dan juga tabung silver (DH001-7).

Untuk tabung berwarna biru merupakan tabung berjenis cluster smoke, tabung warna hijau berjenis smoke, tabung ungu berjenis twist smoke, tabung kuning berjenis rubber ball, tabung merah berjenis powder, dan tabung berwarna silver berjenis flares bomb. Masing masing jenis ini memang memiliki tujuan spesifik, sehingga sengaja dibedakan berdasarkan warna selongsongnya.

  1. Gas Air Mata Kedaluwarsa Tidak Bikin Perih

Pada tahun 2019 lalu, sempat beredar foto selongsong gas air mata yang sudah kedaluwarsa. Hal ini membuat publik merasa cemas, apakah jika gas ini digunakan akan berbahaya bagi kesehatan. Namun ternyata gas air mata yang sudah kedaluwarsa justru tidak membuat perih, karena bahan kimia tersebut sudah mengalami penurunan fungsi dari manfaat utamanya.

Paparan terhadap gas air mata mungkin memberi banyak efek samping, namun dampaknya tidak berlangsung dalam waktu lama. Ingin merasakan keseruan dari penggunaan senjata seperti ini ? Coba mainkan permainan semi militer airsoft gun yang merupakan senjata replika dengan bentuk sama dengan aslinya. Cari di pusatairsoftgun.com, untuk berbagai jenis senjata yang ada di dunia.